Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Saturday, June 25, 2011

Belajar Goblok dengan Kakek Bob Sadino!


- Siapa yang tak kenal Bob Sadino? Ia enterpreneur sejati. Gayanya nyentrik, pola pikirnya unik dan cenderung terbalik. Keluar dari pakem teori dan buku teks ekonomi. Tapi, bisnisnya sukses. Pengusaha kawakan dengan ciri khasnya celana pendek dan kemeja itu, datang ke Batam berbagi pengalaman dan belajar goblok dengan pengusaha muda Batam. Apa maksudnya?PEBISNIS yang biasa baca buku marketing, manajemen, dan makan sekolahan, dibikin bingung Bob Sadino, pengusaha yang terkenal dengan Kem Chicks-nya ini. ’’Hidup saya tanpa rencana dan tanpa target. Buku-buku di sekolah sudah meracuni pikiran Anda. Padahal, informasi itu sudah basi dan jadi sampah. Sekolah menghasilkan orang untuk bekerja, tapi bukan memberi peluang kerja bagi orang lain,” katanya. Nah, bingung kan?
Lelaki yang sudah berbisnis selama 36 tahun dan biasa disapa Om Bob ini bercerita, ia berani keluar dari kemapanan bekerja di Jakarta Lyod, jadi pengangguran, jadi kuli bangunan dan supir taksi. Ia lalu berkirim surat ke teman-temannya di Belanda, agar dikirimi ayam petelur. Saat itu, orang tidak biasa mengkonsumsi telur. Jadilah ia peternak ayam broiler dan menjual telur ayam. ’’Sayalah orang pertama yang mengenalkan telur kepada bangsa ini,” katanya.
Namun, jalan hidup Bob tidak semudah membalik telapak tangan. Ia menjual telur ke tetangga. Telurnya tidak laku karena warga Kemang tak biasa makan telur yang besar-besar itu, tapi telur ayam kampung. Beruntung, beberapa bule menyukainya. Permintaan pun bertambah. Tidak hanya telur, merica, garam dan belakangan berkembang ke bisnis daging olahan seperti sosis.
Bob Sadino yang pertama kali mengenalkan menanam sayuran tanpa tanah alias hidroponik. Padahal, saat itu tidak pasarnya. Tapi, kegigihan seorang Bob Sadino, ia menciptakan pasarnya. Beberapa tahun kemudian, ia malah mengekspor terung ke Jepang. Bob mengaku, ia tidak pernah berencana mau jadi apa. ’’Rencananya hanya buat orang pinter, saya bersyukur saya goblok. Kalau saya pintar, saya akan seperti Anda,” katanya, disambut tawa peserta seminar di Hotel Godway, Rabu (16/5) malam.
Kalau pengusaha atau orang dagang cari untung, Bob Sadino mengaku mencari rugi. Lantaran goblok, ia tidak tidak hitung-hitungan dan membebani dirinya macam-macam. ’’Biasanya orang dagang cari untung dan rugi peluangnya sama saja. Jadi, kalau cari rugi, terus kalau untung waduh, bahagia banget,” ujarnya.
’’Silakan cari kegagalan, cari kendala Anda. Saya mengalami segunung kegagalan, kendala dan keringat dingin dan air mata darah. Tapi, saya belajar dari kegagalan dan mencari jalan keluarnya. Kegagalan adalah anugrah. Lalu, apa di balik kegagalan. Sukses adalah titik kecil di atas segunung kegagalan,” papar Bob yang membuat peserta seminar terpana.
Bob Sadino bahagia dengan apa yang dilakukannya. Ia berani mengambil risiko dan menciptakan pasar. ’’Saya mengambil risiko sebesar-besarnya, sebab orang yang mengambil risiko kecil, hasilnya juga kecil. Kalau orang memperkecil risiko, ia jadi bebas dong. Risiko bisa jadi apa saja. Kewajiban saya mengubah risiko jadi duit,” ujar Bob Sadino, dengan santainya.
Meski awalnya sulit dipahami, peserta seminar yang bingung dan tidak terima dikatai goblok, lama-lama bisa mencerna jalan pikiran nyeleneh Bob Sadino. Sebagai pengusaha sukses, ia sudah sampai pada tahap financial independent, sehingga ia bebas mau beli apa saja dan mau pergi ke mana saja. ’’Duitnya sih, pas-pasan. Kalau mau beli Jaguar, pas duitnya ada,” katanya, terkekeh.
Karena merasa dirinya goblok, Bob tidak berpikir secara runtun, tapi mengalir begitu saja. Orang goblok juga akan lebih percaya pada orang lain yang lebih pintar dari dirinya. Kalau gagal, orang goblok tidak merasa gagal, tapi sedang belajar jadi lebih pintar. Akhirnya, orang goblok bisa jadi bosnya orang pintar-pintar. Kini, Bob memiliki 1.600 karyawan yang dia sebut anak-anaknya.
Sementara, orang pintar menghitung sesuatu nyelimet dan usahanya nggak jalan-jalan, karena dibebani rencana yang belum tentu berhasil. Orang pintar juga tidak percaya orang lain sehingga semua dikerjakannya sendiri. Ia mencontohkan ketika salah seorang karyawannya menurunkan harga kangkung di supermarketnya dari semula harganya Rp6.000 menjadi Rp400 saja. Eh, ternyata malah tidak laku.
Selidik punya selidik, ternyata langganannya protes, kok harga kangkungnya murah, padahal biasanya mahal. ’’Akhirnya, harga kangkung itu saya naikkan lagi. Pelanggan saya bilang, kangkung yang saya jual rasanya lain. Mungkin karena mahal, sehingga setiap sendok kangkung yang masuk ke mulutnya diam-diam dihitungnya, Rp6.000, jadi dia nikmati. Lha, kalau begini, siapa sebenarnya yang goblok?” papar Bob terbahak-bahak.
Namun, bagi pembeli ada nilai psikologis yang membuat pembeli merasa berbeda jika mengkonsumsi kangkung mahal daripada kangkung murah. Ini bagian dari trik marketing. Ia pun berbagi tips, bahwa untuk menjadi seorang marketing yang baik, maka seseorang harus menjual dirinya sendiri (sale for your self), sebelum menjual produknya. Sebuah filosofi, bahwa bagaimana seseorang menjadi marketing yang baik, kalau ia sendiri tidak dikenal orang.
Di balik kekonyolannya, Bob Sadino memberikan beberapa resep menjadi pengusaha. Antara lain, berpikir bebas dan tanpa beban. Memiliki tekad dan keinginan yang kuat menjadi pengusaha, sebab kemauan adalah ibarat bensin dan motor, keberanian mengambil peluang, tahan banting dan bersyukur bisa berbuat untuk orang lain.
Bagi pengusaha Batam, Bob Sadino berpesan, jangan takut dan jangan terlalu berharap. Sebab, makin tinggi harapan, makin tinggi tingkat kekecewaan. ’’Lepaskan belenggu dalam pikiran Anda sendiri. Ada berjuta peluang di sekeliling Anda,” katanya.
Dalam berbisnis, juga jangan terlalu memikirkan sukses. Kalau terlalu banyak memikirkan sukses, kata Om Bob, bekerja pasti dalam tekanan, tidak rileks sehingga hasil kerja tidak akan bagus. ’’Santai saja, hilangkan semua beban, ingat sandaran itu tadi, kemauan, komitmen, keberanian mengambil peluang, pantang menyerah dan selalu belajar pada yang lebih pintar serta selalu bersyukur,” ujar Om Bob, mengingatkan.
Satu hal yang menarik, orang-orang yang ia gunakan dalam membantu usahanya, bukanlah mereka yang berasal dari kalangan berpendidikan tinggi, melainkan dari anak jalanan. Berawal dari satu anak jalanan, bertambah dua, tiga hingga saat ini mencapai 1.500 orang anak. Bob juga mengaku bukan orang yang berpendidikan tinggi. Ia hanya tamatan SMA. Ia tak pernah sekolah tinggi. Baginya, di sekolah orang membaca buku, buku sifatnya informasi yang telah terjadi yang tak ubahnya roti busuk alias sampah. Jadi, orang yang sekolah tinggi-tinggi, isinya hanya sampah. Terkecuali sampah itu diolah menjadi pupuk yang subur.
Bob Sadino juga tidak setuju dengan istilah Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digembar-gemborkan pemerintah. Apa pasal? ’’Mestinya bukan UKM, tapi UBB atau Usaha Bakal Besar sehingga kita tetap optimis dan berusaha membesarkan bisnis kita,” katanya.
Tak terasa, dua jam berlalu bersama Bob Sadino. Namun, pertanyaan menggelitik soal penampilannya yang senang bercelana pendek, terlontar juga dari peserta seminar. Apa jawaban Bob? ’’Tidak penting celana pendeknya, yang penting, apa di balik celana pendek itu,” ujar Om Bob yang disambut gelak tawa.
Di balik sikap nyentrik dan nyeleneh Bob Sadino, ia berhasil membangun bisnisnya selama puluhan tahun. Dan, ia bisa duduk santai dengan beberapa presiden sambil ngobrol ngalor ngidul. Yang jelas, peserta seminar yang umumnya pelaku bisnis merasa mendapat pengalaman dan pencerahan yang luar biasa.
Sayangnya, nyaris tidak ada pengusaha kelas kakap yang tertarik bincang bisnis Bob Sadino yang disponsori Telkomsel itu. Mungkin khawatir dicap goblok. Jadi, mau pintar atau goblok ala Bob Sadino? Terserah Anda.

Thursday, June 23, 2011

Resep Sukses dalam Berbisnis


Ada berbagai cara memulai bisnis, dari yang paling mudah hingga yang rumit. Yang pasti, semuanya membutuhkan langkah awal yang tepat agar kesuksesan bisa tercapai.

Bagaimana caranya memulai bisnis? Bagi konsultan bisnis sekaligus penulis buku “How to Give Yourself the Power to Succeed”, Sharon Michaels, semudah seperti orang yang menyeberang jalan. “Stop, look, listen”, begitu sarannya.

Layaknya saran orang tua kepada anak-anaknya, sebelum menyeberang jalan, kita harus berhenti dulu (stop) di pinggir jalan. Kemudian lihatlah (look) apakah rambu-rambu membolehkan kita berjalan, atau lihatlah apakah ada kendaraan yang berseliweran. Terakhir, dengarkan (listen) juga apakah ada suara kendaraan yang mendekat ke arah Anda.

Nah, langkah ini juga bisa diterapkan dalam memulai bisnis. Saat akan memikirkan bisnis apa yang akan diterjuni, berhentilah mereka-reka bisnis. Lihatlah tren atau fenomena apa yang sedang berkembang dalam bisnis yang akan Anda jalankan. Dengarkan dan perhatikan apa yang diinginkan konsumen. Kemudian mulailah proses menuju kesuksesan.

1. Stop! Buat visi dan target bisnis
Motivator Zig Ziglar pernah berkata, ”Jangan sibuk menebak-nebak. Cobalah menetapkan segala hal secara spesifik. ”Artinya, semakin Anda tahu apa yang ingin Anda capai dalam bisnis, semakin fokus langkah Anda dalam memulai bisnis. Mengetahui apa yang Anda ingin capai ini menyangkut pada apa yang Anda inginkan, mengapa Anda menginginkannya, dan apa yang akan Anda lakukan agar hal tersebut bisa tercapai.

Agar visi atau target tersebut mudah dijalankan, lihatlah pula apakah tujuan tersebut dibuat dengan sangat spesifik, dapat diukur, dan bisa memotivasi Anda untuk mewujudkannya. Semakin spesifik tujuan tersebut, maka Anda akan semakin fokus pada tujuan tersebut.

“Anda akan bisa mengukur apakah aktivitas harian Anda benar-benar mendukung tujuan tersebut tercapai atau tidak,” ujar Michaels, seperti dikutip dari Womensmedia.

2. Look! Pelajari pangsa pasar
Perhatikan gejala atau fenomena apa yang terjadi di dalam bisnis yang akan Anda jalankan. Kemudian perhatikan lebih dalam tentang apa yang terjadi pada target market Anda. Jadilah pengamat tren bagi diri Anda sendiri. Pebisnis yang baik ialah pebisnis yang mengetahui pangsa pasarnya dengan baik, bahkan lebih baik dari konsumen itu sendiri.

Jangan ikuti tren, tapi buatlah tren. Begitu kata bijak yang sering kita dengar. Nah, kalimat ini seharusnya bisa Anda pegang teguh jika ingin sukses dalam dunia bisnis. Yang perlu Anda miliki hanyalah kemampuan mengetahui apa yang konsumen inginkan, butuhkan, dan impikan. Jika Anda sudah menemukannya, maka akan tercipta pangsa pasar potensial, dan kesuksesan hanya tinggal membuntuti Anda.

Anda perlu tahu, efek apakah yang menimpa konsumen Anda dengan adanya fenomena tertentu di dalam dunia bisnis. Anda juga perlu menimbang apakah bisa menciptakan tren baru untuk pangsa pasar Anda. Jika perlu ciptakan tren yang unik atau penuh inovasi. Singkat kata, sebagai pengamat tren, Anda harus selalu update dengan segala hal yang terjadi di bidang bisnis yang Anda geluti.

Sebagai seorang pengamat, Anda juga harus tahu harapan, impian, dan tujuan dari pangsa pasar Anda. Jika sudah tahu, cari cara bagaimana mewujudkan impian mereka tersebut melalui produk atau jasa yang Anda miliki.

3. Listen! Wujudkan mimpi konsumen
Pebisnis yang inovatif adalah pendengar yang baik. Cobalah Anda lakukan wawancara informal dengan konsumen Anda secara langsung. Pergilah ke tempat yang biasa mereka datangi, amati perilaku mereka, kemudian ajak mereka ngobrol santai tentang harapan atau keinginan mereka. Dari sini, pasti akan timbul ide bisnis atau pengembangan bisnis yang inovatif.

Pertanyaan-pertanyaan yang harus Anda tanyakan dalam bidang ini ialah, “Apa yang bisa saya lakukan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik untuk konsumen saya? Bagaimana produk atau jasa saya bisa memecahkan masalah konsumen saya?”

Untuk menjadi pebisnis yang inovatif, Anda harus berpikir out of the box dan mampu menciptakan peluang baru. Fokuslah pada pemikiran bahwa produk atau jasa Anda bisa membuat hidup mereka menjadi lebih mudah dan lebih baik.

4. Berhasil
Anda akan berhasil dalam bisnis jika Anda mengetahui dengan pasti target atau tujuan bisnis Anda, serta tahu bagaimana menjalankan dan mengembangkan bisnis tersebut. Anda juga pasti berhasil jika Anda mampu membaca keinginan konsumen Anda dengan pikiran yang terbuka. Dengan pikiran yang terbuka, Anda akan mampu menciptakan produk atau jasa yang inovatif.

Jadilah orang yang paling inovatif dalam bisnis Anda. Caranya, dengan selalu mendengarkan keinginan konsumen. Harus Anda ingat bahwa impian dan harapan konsumen bisa terus berubah, maka Anda harus selalu mengetahui perubahan tersebut. Karena itulah, mulai sekarang, laksanakan segala rencana tersebut dan raihlah kesuksesan yang Anda impikan.

Monday, June 20, 2011

Penyebab Banyaknya Orang Menganggur Disebabkan Orang Itu Sendiri! Balas Topik Ini....



Mengapa di negeri ini banyak pengangguran? ini sebuah pertanyaan yang jawabannya multitafsir. para pemegang jabatan kunci di pemerintahan menyebutkan bahawa pertumbuhan ekonomi belum mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menyerap seluruh calon tenaga kerja, yang setiap tahun jumlahnya cenderung meningkat.
kalangan LSM punya alasan lain, tak kunjung selesainya masalah pengangguran, merupakan kegagalan program-program pemerintah lewat berbagai Departemen Tenaga Kerja, Departemen Sosial dan Kementrian Koperasi dan UKM.
saya sendiri punya interpretasi berbeda. banyaknya pengangguran, disebabkan oleh keengganan para calon pekerja masuk lapangan kerja yang ada, mereka cenderung memilih-milih pekerjaan yang cocok bagi mereka. entah itu cocok dengan bidang pendidikan yang merkea tempuh. atau cocok dengan minat mereka.
coba tengok iklan lowongan pekerjaan di berbagai surat kabar. begitu banyak lowongan yang ada. sayangnya jarang yang berminat atau atas pekerjaan yang ditawarkan, karena mayoritas pekerjaan itu adalah menjadi tenaga pemasar atau marketing.
pilihan menjadi tenaga pemasar, jika mungkin, adalah pilihan terakhir. alasannya banyak, tidak berbakat, kurang pengalaman, malu, dan sebagainya. dan saya pikir, semua itu bermuara dari satu hal,GENGSI.
so, kalo mau terus jadi pengangguran, makan saja gengsimu...
by: Bob Sadino

Friday, June 17, 2011

Bob Sadino - Pengusaha Berdinas Celana Pendek



Pria berpakaian ''dinas'' celana pendek jin dan kemeja lengan pendek yang ujung lengannya tidak dijahit, ini adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket), ini mantan sopir taksi dan karyawan Unilever yang kemudian menjadi pengusaha sukses.

Titik balik yang getir menimpa keluarga Bob Sadino. Bob rindu pulang kampung setelah merantau sembilan tahun di Amsterdam, Belanda dan Hamburg, Jerman, sejak tahun 1958. Ia membawa pulang istrinya, mengajaknya hidup serba kekurangan. Padahal mereka tadinya hidup mapan dengan gaji yang cukup besar.

Sekembalinya di tanah air, Bob bertekad tidak ingin lagi jadi karyawan yang diperintah atasan. Karena itu ia harus kerja apa saja untuk menghidupi diri sendiri dan istrinya. Ia pernah jadi sopir taksi. Mobilnya tabrakan dan hancur. Lantas beralih jadi kuli bangunan dengan upah harian Rp 100.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Anak Guru

Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ''Hati saya ikut hancur,'' kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ''Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.''

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ''warung'' shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

''Saya hidup dari fantasi,'' kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ''Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,'' kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda dan menerjemahkan perjalanan hidupnya pun tak akan sama kedalam petuah-petuah kata yang bermakna.

Demikian pula dengan sosok Bob Sadino yang ber-azzam untuk tidak membawa ilmu yang dimilikinya keliang kubur sebelum di ajarkan kepada anak bangsa ini.

Berikut tulisan-tulisan Beliau, semoga bermanfaat.

1. Terlalu Banyak Ide - Orang "pintar" biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang "bodoh" mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

2. Miskin Keberanian untuk memulai - Orang "bodoh" biasanya lebih berani dibanding orang "pintar", kenapa ? Karena orang "bodoh" sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang "pintar" telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis - Sebagian besar orang "pintar" sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang "bodoh" tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses - Orang "Pintar" merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang "bodoh" merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar - Orang "Pintar" berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang "bodoh" tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi - Orang "Pintar" menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang "Bodoh" berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai - Orang "Pintar" yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang "bodoh" tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri - Orang "Pintar" berpikir "aku pasti bisa mengerjakan semuanya", sedangkan orang "bodoh" menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan - Orang "Pintar" menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang "bodoh" berpikir simple, "yang penting produknya terjual".

10. Tidak Fokus - Orang "Pintar" sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang "bodoh" tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.


11. Tidak Peduli Konsumen - Orang "Pintar" sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang "bodoh" ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas -Orang "bodoh" kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang "pintar" sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas - Orang "Pintar" dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang "bodoh" mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Pioritas - Orang "Pintar" sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang "Bodoh" ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas - Banyak orang "Bodoh" yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang "Pintar" malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

16. Menacampuradukan Keuangan - Seorang "pintar" sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah - Orang "Pintar" merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang "Bodoh" seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

18. Melupakan Tuhan - Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan "TUHAN". Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

19. Melupakan Keluarga - Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

20. Berperilaku Buruk - Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri

Cara Bank Mengkaji Permohonan Pinjaman





Saat mengaji sebuah permohonan pinjaman, petugas bank sangat memperhatikan kemampuan pelunasan pinjaman krediturnya. Untuk menentukan kemampuan ini, petugasakan meminta salinan laporan kredit bisnis dari agen laporan kredit.

Maka dari itu, Anda harus bekerja bersama dengan agen-agen ini untuk membantu mereka menampilkan gambaran yang akurat mengenai bisnis Anda. Penggunaan laporan kredit dan informasi yang sudah Anda berikan.

Petugas akan mempertimbangkan hal-hal berikut dalam menelaah permohonan Anda:

-Apakah Anda menginvestasikan tabungan atau ekuitas pribadi dalam bisnis anda senilai total minimal 25% atau 50% dari pinjaman yang Anda minta? (Ingatlah bahwa seorang pemberi pinjaman atau investor tidak akan mendanai seluruh bisnis anda.)
-Apakah Anda memiliki catatan kelayakan kredit seperti yang ditunjukkan dalam laporan kredit, riwayat kerja, dan surat rekomendasi
anda? Hal ini sangat penting.
-Apakah Anda memiliki pengalaman dan pelatihan yang memadai untuk menjalankan sebuah bisnis yang sukses?
-Apakah Anda sudah mempersiapkan sebuah proposal pinjaman dan rencana bisnis yang menunjukkan pemahaman dan komitmen Anda terhadap keberhasilan bisnis?
-Apakah bisnis Anda memiliki arus kas yang mencukupi untuk membayar cicilan bulanan dari jumlah pinjaman yang diajukan?

Wednesday, June 15, 2011

Kapan Saya Harus Menyerah?



Sering kita harus mengalami kegagalan yang pahit saat menjalani usaha. Namun karena kita lebih sering diajarkan untuk pantang menyerah, kita pun berusaha untuk terus menerus memperbaiki apa yang telah kita miliki. Lalu apa yang harus dilakukan jika kita merasa telah mencoba berbagai macam cara untuk memajukan usaha tetapi tidak terjadi perubahan yang signifikan? Apa yang harus kita lakukan jika usaha kita terus menerus merugi padahal kita telah mencurahkan segalanya? Apakah kita harus berhenti atau terus melaju?

Keharusan untuk membuat keputusan semacam ini tentunya sangat berat bagi sebagian orang. Jika Anda sekarang berada dalam situasi seperti ini, Anda bisa menggunakan beberapa skenario berikut ini untuk mengetahui apakah Anda memang harus benar-benar berhenti memperjuangkan bisnis yang terus merugi dan beralih ke usaha lain atau terus memperjuangkannya hingga penghabisan.

1. Apakah usaha Anda lebih menjurus ke hobi daripada bisnis yang ‘serius’? Benda-benda kerajinan tangan misalnya jarang sekali bisa digunakan sebagai sebuah konsep bisnis yang bisa menopang penghidupan seorang entrepreneur secara penuh. Atau Anda seorang dengan keahlian memasak hebat yang kebetulan memiliki restoran?
Orang cenderung suka berpikir bahwa antusiasme yang dimiliki oleh seorang penggemar atau kepakaran yang disandang seseorang secara otomatis membuat orang itu bisa mendirikan usaha yang sukses di bidangnya. Namun, tidak semua anggapan itu terbukti benar karena di lapangan, dibutuhkan lebih dari ketrampilan dan kepakaran dalam suatu bidang tertentu saja. Kemampuan entrepreneurial juga mutlak diperlukan di sini.

2. Hanya ada pasar yang amat terbatas untuk produk/ jasa Anda. Memiliki sebuah produk atau jasa yang tersegmentasi dengan spesifik membantu kita untuk lebih fokus. Akan tetapi jika segmen konsumen yang dibidik terlalu terfokus, jumlah konsumen akan menjadi sangat sedikit dan terbatas. Akibatnya? Jumlah keuntungan yang bisa dinikmati juga pada gilirannya akan terbatas pula.

3. Tidak ada sesuatu yang unik tentang konsep usaha Anda dan konsep tersebut tidak memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah. Anda menyukai buah durian dan mendirikan sebuah toko buah yang khusus menjual durian. Tidak hanya sifat usaha yang musiman, tetapi Anda akan sulit untuk bersaing dalam hal harga dengan toko-toko buah yang lebih besar yang memiliki jaringan pasokan yang lebih luas.

4. Jika Anda memiliki sebuah latar belakang dalam industri atau bisnis kemudian setidaknya Anda bisa gunakan semangat yang Anda miliki hingga saat Anda bisa mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan melalui pendidikan, pengamatan, program pelatihan, lokakarya, seminar atau pembimbingan. Anda bisa saja mengerti seluk beluk komputer tetapi bukan berarti Anda pasti akan sukses saat membuka bisnis perbaikan komputer.

5. Bidang industri yang Anda tekuni tengah mengalami pergeseran atau masa lesu yang belum diketahui kapan berakhirnya.

“Kapan saya harus menyerah?” mungkin satu-satunya pertanyaan yang belum pernah terpikirkan saat Anda memulai usaha. Tetapi seiring berjalannya waktu, kita tahu bahwa suatu saat kita akan berada dalam sebuah situasi yang membuat kita memikirkan kemungkinan menutup bisnis yang dijalani.

Tidak ada aturan pasti tentang ini. Meski begitu, Anda bisa tetapkan waktu 12 bulan/ 1 tahun penuh sebagai jangka waktu yang cukup untuk mengetahui apakah bisnis yang ada pantas dipertahankan atau ditinggalkan. Jika Anda telah berbisnis selama 12 bulan tetapi tetap tidak kunjung mendatangkan untung, bisa dipastikan ada yang salah. Cobalah untuk mengevaluasi model pendapatan Anda.

Untuk bisa bertahan, banyak pemilik usaha baru yang belum menghasilkan untung berusaha untuk mendapatkan pinjaman baru. Jika Anda telah menghabiskan modal sebanyak 90 juta selama 10 bulan dan belum mendapatkan keuntungan sedikitpun, orang lain terutama pihak pemberi kredit akan enggan memberikan persetujuan kreditnya karena konsep bisnis Anda belum mendapatkan sambutan positif oleh para konsumen. Dengan situasi semacam itu, sulit untuk mendapatkan pinjaman pendanaan dengan tingkat bunga yang wajar. Meminjam dana dalam keadaan seperti ini hanya akan memperparah masalah. Kartu kredit juga bukan solusi yang tepat untuk mendanai usaha yang sedang sekarat.

Kini apa yang harus dilakukan? Beberapa opsi realistis bisa dipilih. Dapatkan pekerjaan yang bisa menafkahi Anda dan orang-orang tercinta. Atau alihkan fokus Anda pada bidang industri baru yang lebih menjanjikan. Menabunglah dan bangun kembali bisnis Anda dengan keuntungan dari bisnis di bidang baru.(Akhlis)

Alasan Merangkul Persaingan


Pernahkah Anda berpikir bahwa bisnis Anda akan berjalan lebih baik tanpa adanya pesaing-pesaing di luar sana? Bagi sebagian besar orang, persaingan memang sering dipandang sebagai hal yang tidak terlalu menyenangkan, bahkan menjadi momok. Namun, bagi entrepreneur sejati, persaingan bukanlah "hantu" menakutkan yang membayang-bayangi setiap langkahnya. Persaingan bisnis justru dapat digunakan sebagai faktor pendorong kemajuan bisnis.

Bagi Anda yang masih ragu untuk menjadikan persaingan sebagai bagian dari dinamika bisnis yang tak terpisahkan, maka Anda harus membaca 3 alasan pentingnya merangkul persaingan berikut ini.

Persaingan menekan harga dengan tetap menjaga kualitas
Hukum ekonomi akan bekerja dengan baik di sebuah pasar yang suasana kompetisinya sehat dan bergairah. Dengan terciptanya kondisi yang kondusif, setiap perusahaan yang ada dalam pasar tersebut akan mencoba untuk menarik para konsumen dengan melakukan berbagai macam cara seperti memperbaiki kualitas produk/ jasa yang ditawarkan, menjaga harga agar tetap stabil, serta mengembangkan produk/ jasa baru yang lebih mengakomodasi kebutuhan para konsumen.

Peraturan yang ditetapkan pemerintah (yang terlalu mengikat mekanisme pasar) atau hal lainnya yang menyurutkan semangat entrepreneur untuk terjun ke dalam pasar hanya akan membuat pasar menjadi kurang kompetitif. Bila persaingan menurun baik secara kualitas maupun kuantitas, dapat dipastikan bahwa harga akan membubung dan cenderung lebih tidak terkendali, kualitasnya menurun, dan hanya akan muncul produk/ jasa dalam jumlah yang lebih sedikit.

Monopoli, yang merupakan kutub berlawanan dari persaingan yang sehat, akan membuat sebuah pasar menjadi kurang menarik untuk dimasuki karena penyedia/ pemasok tidak akan mendapatkan imbalan apapun jika mereka dapat menurunkan harga atau meningkatkan kualitas untuk menarik lebih banyak konsumen. Dan konsumen juga dalam posisi yang sulit karena tidak mempunyai pilihan lain.

Persaingan mendorong perubahan dan kreativitas
Setiap entrepreneur mencoba untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan tetap menekan harga agar relatif lebih rendah dari para pesaingnya. Di samping itu, mereka juga harus tetap menjaga efisiensi saat bersaing.

Seperti yang kita ketahui, mekanisme pasar biasanya diawali dengan kemunculan sebuah bisnis yang melayani konsumen dalam lingkup pasar tertentu. Bisnis yang pertama kali muncul dan sukses dapat meraup banyak untung kemudian persaingan dimulai saat bisnis lain masuk dan membidik pasar dan konsumen yang sama. Persaingan ini menggiring pelaku bisnis untuk selalu berubah sehingga mereka bisa bertahan dan mendapat tempat di tengah pasar.

Persaingan menjaga bisnis tetap dinamis
Berkat persaingan, entrepreneurship selalu menjadi sebuah topik yang tak akan menjadi menjemukan untuk didiskusikan dan dipraktikkan. Pasar niscaya selalu mengalami perubahan. Persaingan selalu ada di mana-mana. Alih-alih menakutkan bagi kita, elemen risiko dan ketidakpastian dalam entrepreneurship merupakan daya tarik yang membuat entrepreneurship mengasyikkan dari masa ke masa.

Secara sederhana, entrepreneurship bisa diartikan sebagai sebuah proses penemuan yang terus menerus. Setiap kali kita membuat sebuah pilihan bisnis, kita akan mendapatkan tanggapan dengan cepat dari konsumen. Konsekuensi logisnya ada dua: permintaan terhadap produk/ jasa kita naik atau turun. Bila permintaan turun, pasar seolah memberikan isyarat bahwa kita harus mulai memikirkan sebuah produk atau jasa yang berbeda. Bila permintaan naik, harga akan mulai menurun.

Tidak perlu takut untuk mengalami kegagalan atau kerugian. Itu merupakan mekanisme alami yang dilakukan pasar untuk memberitahu Anda agar teus memperbaiki diri atau berpindah ke usaha di bidang yang baru. Pernahkah Anda berpikir bahwa bisnis Anda akan berjalan lebih baik tanpa adanya pesaing-pesaing di luar sana? Bagi sebagian besar orang, persaingan memang sering dipandang sebagai hal yang tidak terlalu menyenangkan, bahkan menjadi momok. Namun, bagi entrepreneur sejati, persaingan bukanlah "hantu" menakutkan yang membayang-bayangi setiap langkahnya. Persaingan bisnis justru dapat digunakan sebagai faktor pendorong kemajuan bisnis.

Bagi Anda yang masih ragu untuk menjadikan persaingan sebagai bagian dari dinamika bisnis yang tak terpisahkan, maka Anda harus membaca 3 alasan pentingnya merangkul persaingan berikut ini.

Persaingan menekan harga dengan tetap menjaga kualitas
Hukum ekonomi akan bekerja dengan baik di sebuah pasar yang suasana kompetisinya sehat dan bergairah. Dengan terciptanya kondisi yang kondusif, setiap perusahaan yang ada dalam pasar tersebut akan mencoba untuk menarik para konsumen dengan melakukan berbagai macam cara seperti memperbaiki kualitas produk/ jasa yang ditawarkan, menjaga harga agar tetap stabil, serta mengembangkan produk/ jasa baru yang lebih mengakomodasi kebutuhan para konsumen.

Peraturan yang ditetapkan pemerintah (yang terlalu mengikat mekanisme pasar) atau hal lainnya yang menyurutkan semangat entrepreneur untuk terjun ke dalam pasar hanya akan membuat pasar menjadi kurang kompetitif. Bila persaingan menurun baik secara kualitas maupun kuantitas, dapat dipastikan bahwa harga akan membubung dan cenderung lebih tidak terkendali, kualitasnya menurun, dan hanya akan muncul produk/ jasa dalam jumlah yang lebih sedikit.

Monopoli, yang merupakan kutub berlawanan dari persaingan yang sehat, akan membuat sebuah pasar menjadi kurang menarik untuk dimasuki karena penyedia/ pemasok tidak akan mendapatkan imbalan apapun jika mereka dapat menurunkan harga atau meningkatkan kualitas untuk menarik lebih banyak konsumen. Dan konsumen juga dalam posisi yang sulit karena tidak mempunyai pilihan lain.

Persaingan mendorong perubahan dan kreativitas
Setiap entrepreneur mencoba untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan tetap menekan harga agar relatif lebih rendah dari para pesaingnya. Di samping itu, mereka juga harus tetap menjaga efisiensi saat bersaing.

Seperti yang kita ketahui, mekanisme pasar biasanya diawali dengan kemunculan sebuah bisnis yang melayani konsumen dalam lingkup pasar tertentu. Bisnis yang pertama kali muncul dan sukses dapat meraup banyak untung kemudian persaingan dimulai saat bisnis lain masuk dan membidik pasar dan konsumen yang sama. Persaingan ini menggiring pelaku bisnis untuk selalu berubah sehingga mereka bisa bertahan dan mendapat tempat di tengah pasar.

Persaingan menjaga bisnis tetap dinamis
Berkat persaingan, entrepreneurship selalu menjadi sebuah topik yang tak akan menjadi menjemukan untuk didiskusikan dan dipraktikkan. Pasar niscaya selalu mengalami perubahan. Persaingan selalu ada di mana-mana. Alih-alih menakutkan bagi kita, elemen risiko dan ketidakpastian dalam entrepreneurship merupakan daya tarik yang membuat entrepreneurship mengasyikkan dari masa ke masa.

Secara sederhana, entrepreneurship bisa diartikan sebagai sebuah proses penemuan yang terus menerus. Setiap kali kita membuat sebuah pilihan bisnis, kita akan mendapatkan tanggapan dengan cepat dari konsumen. Konsekuensi logisnya ada dua: permintaan terhadap produk/ jasa kita naik atau turun. Bila permintaan turun, pasar seolah memberikan isyarat bahwa kita harus mulai memikirkan sebuah produk atau jasa yang berbeda. Bila permintaan naik, harga akan mulai menurun.

Tidak perlu takut untuk mengalami kegagalan atau kerugian. Itu merupakan mekanisme alami yang dilakukan pasar untuk memberitahu Anda agar teus memperbaiki diri atau berpindah ke usaha di bidang yang baru.

Tips Sukses Bisnis di Rumah


Teknologi komunikasi memberi pilihan untuk melakukan pekerjaan yang dapat dikerjakan di rumah. Bagi wanita, selain lebih praktis, pelaku bisnis di rumah juga dapat mengurus keluarga, khususnya anak yang masih kecil.

Namun sebelum terjun langsung pada bisnis yang dikelola di rumah, ada baiknya memperhatikan peluang mencipta bisnis. Simak beberapa hal mengenai peluang kerja di rumah seperti dilansir dari situs Shine.

Jangan mudah tertipu iklan bekerja di rumah
Anda pasti sering kali melihat iklan di internet terkait
pekerjaan yang mengandalkan jaringan internet di rumah Anda.

Biasanya, iklan tersebut berbunyi, 'Saya seorang ibu berpenghasilan jutaan rupiah per bulan, Anda pun bisa seperti saya'. Anda harus waspada terhadap skema tersebut, apalagi jika mengharuskan Anda menginvestasikan sejumlah uang. Kemungkinan besar, iklan tersebut hanya modus penipuan.



Definisikan 'waktu ibu' dan 'waktu berbisnis'.
Menyeimbangkan antara waktu bekerja dan mengurus rumah tangga merupakan hal yang mengagumkan bagi banyak ibu. Namun, Anda harus realistis. Bedakan waktu berbisnis dan mengurusi anak dan rumah tangga. Bantuan orangtua atau jasa pengasuhan anak dapat membantu saat Anda bekerja. Anda juga memerlukan ruangan kerja khusus di rumah, agar tidak terganggu dari tugas-tugas rumah tangga Anda.

Pilih bisnis sesuai modal

Salah satu alasan sebuah permulaan bisnis gagal adalah tidak memiliki cukup modal. Coba realistis terkait modal yang Anda miliki. Jangan mencoba untuk mengembangkan usaha dengan modal yang lebih besar dari yang Anda miliki. Bisnis jasa kecil-kecilan, seperti menulis lepas atau konsultasi, adalah kesempatan ideal karena tidak memerlukan modal besar. Jika Anda tidak memiliki cukup modal untuk mendukung bisnis Anda minimal selama enam bulan sampai satu tahun, Anda harus mempertimbangkan pilihan bisnis lain.

Legalitas bisnis
Mungkin Anda menganggap ini adalah bisnis sampingan, tapi jangan mengabaikan aspek hukum bisnisnya. Banyak pemilik usaha kecil yang tidak mendaftarkan bisnis mereka pada pemerintah agar terbebas dari kewajiban membayar pajak. Namun, Anda tetap harus
memastikan legalitas bisnis Anda.

Rayakan tiap keberhasilan
Sebagai seorang pengusaha, perjalanan bisnis Anda adalah hal yang menarik dan penuh tantangan. Sepanjang jalan bisnis Anda, jangan lupa untuk mengakui prestasi yang dibuat, walaupun kecil. Lihat ke belakang, dan tetaplah terinspirasi untuk terus memotivasi diri mengembangkan bisnis Anda.

Tuesday, June 14, 2011

Menirulah! Jika Ingin Kurangi Resiko


Bagi para entrepreneur pemula, menciptakan sebuah produk atau jasa yang sama sekali baru justru membuat bisnisnya terpapar risiko kegagalan lebih tinggi. Hingga tingkatan tertentu, peniruan atau imitasi malah dapat membuat bisnis baru bertahan dan maju terus, sebagaimana dikemukakan oleh Marty Zwilling di caycon.com.

Namun, imitasi ini bukan sembarang imitasi. Anda bisa saja meniru konsep produk atau layanan yang telah terlebih dahulu sukses di pasaran untuk kemudian menyempurnakan kelemahan-kelemahannya. Zwilling tidak menyarankan Anda semua untuk mengadopsi konsep bisnis orang lain mentah-mentah tetapi lakukan peningkatan yang inovatif kepada sebuah produk atau jasa yang telah terbukti berhasil dan digemari banyak konsumen.

Bukti keberhasilan menggunakan pendekatan ini sudah banyak ditemui di sekitar kita. Amati bagaimana orang Jepang memasuki industri mobil atau bagaimana McDonalds meniru White Castle, atau bagaimana Wal-Mart menyempurnakan konsep bisnis dengan pendekatan volume tinggi dengan harga terjangkau. Setelah Anda memiliki pengalaman dalam menjalankan usaha baru yang berhasil dengan cara ini, Anda bisa memutuskan apakah teknologi impian Anda masih bisa diterapkan dengan baik dan sesuai atau tidak.

Dalam dunia usaha, peniruan memang tidak mendapatkan tempat. Orang-orang cenderung memandang rendah sebuah usaha baru yang terlihat sebagai klon (salinan/ kopi) dari usaha sejenis yang lebih dahulu ada dan sukses besar. Bahkan di beberapa kasus, orang terpaksa mendirikan sebuah usaha klon karena benar-benar tidak memiliki ide sendiri untuk ditawarkan.

Inilah beberapa alasan mengapa peniruan yang ditambah dengan inovasi akan menyelamatkan usaha Anda di fase awal perkembangannya:

*

Menghindari biaya dalam jumlah tinggi. Secara statistik, biaya yang harus dikeluarkan oleh penemu pertama sebuah teknologi baru setidaknya sepertiga lebih tinggi dari jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh inovator selanjutnya dalam bidang yang sama. Tentunya penemu pertama akan mendapatkan hak paten. Namun persyaratan pemberitahuan hal paten ke khalayak ramai justru membuat peniruan menjadi lebih mudah dan ahli teknologi yang cerdas bisa melindungi hak paten dengan efektif.

*

Belajar dari pesaing dan pengadopsi pertama. Penelitian pasar lebih berguna jika telah ada pasar dan pelanggan yang nyata. Jangan hanya menyalin format yang telah sukses dan strategi yang terbukti manjur tetapi juga belajarlah dari apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan produk/ jasa pesaing. Dengan begitu, Anda bisa menghindari biaya yang tidak perlu.

*

Lebih mudah untuk menemukan investor. Bahkan bank dan investor ekuitas pun lebih senang dengan sebuah model bisnis yang telah terbukti keberhasilannya daripada sebuah model bisnis yang sama sekali baru dan belum terbukti. Mungkin inilah mengapa bank lebih sering menyetujui pembelian waralaba hingga mencapai 70%, sementara itu bank lebih jarang memberikan dukungan keuangan bagi usaha-usaha baru dengan model bisnis yang sama sekali baru dan asing.

*

Peniruan memacu kemajuan. Jika sebuah produk atau proses telah terbukti nilainya, akan ada lebih banyak orang yang mau mengerjakannya, bertekad untuk lebih kompetitif, akan ditemukan cara-cara yang lebih cepat dan mudah untuk meningkatkan basisnya daripada jika satu perusahaan mempertahankan monopoli. Peniru yang baik sering membuat si penemu pertama kewalahan.

*

Coba pasar atau negara baru. Peniru yang baik secara aktif mencari sebuah pasar atau negara baru sebagai inovasi lebih daripada sebagai sebuah teknologi baru. Meskipun dunia semakin kecil dan kecil, sangat sedikit usaha kecil yang bisa mendanai hak paten atau bahkan menjual produknya di seluruh negara yang relevan sekaligus. Jika negara atau pasar itu terletak di negara asal Anda, utamakan untuk menggarapnya lebih dulu.


Tentunya Anda masih harus melaksanakan banyak pekerjaan rumah dan penelitian pasar. Hanya karena sebuah konsep bisa sukses di satu pasar, tidak berarti konsep yang sama akan bisa sukses di pasar lainnya. Selain itu, peniruan yang dilakukan tanpa disiplin operasional yang normal dan perencanaan strategis akan gagal, seperti usaha baru lain yang dikelola dengan buruk.

Singkatnya, jika Anda ingin sukses di tahap awal usaha, salah satu cara terbaik ialah dengan mencontoh bisnis terbaik di sektor usaha yang kita tekuni, kemudian pikirkan bagaimana kita bisa melakukannya dengan cara yang berbeda atau bahkan lebih baik. Inovasi kita bisa saja berupa lokasi yang lebih baik, layanan yang lebih memuaskan, atau penentuan harga yang lebih terjangkau dan rasional, atau kemampuan untuk memberikan fitur teknologi terkini. Setidaknya peniruan akan memberikan peluang untuk meraup laba agar bisnis tetap berjalan dan mempelajari pengalaman untuk bisa mewujudkan impian yang lebih besar. Bisa saja, apa yang kita tiru dari pesaing akan menjadi inovasi yang merebut perhatian pasar.

Jangan sampai modal usaha kita menjadi sia-sia!


Modal sudah siap. Saat ini, Anda tinggal memilih usaha yang akan Anda geluti. Berikut ini, beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum Anda mulai terjun berbisnis agar usaha dan modal yang Anda tanamkan tidak sia-sia:

1. Minat
Pilih peluang usaha yang sesuai minat dan keterampilan yang dimiliki.

2. Ciptakan peluang
Lebih baik menciptakan peluang baru, dan usahakan jangan mengikuti bidang usaha yang sudah ada.

3. Tekun
Siap menghadapi tantangan dan tekun adalah modal utama menjalankan usaha.

4. Buat rencana
Pelan-pelan buat rencana usaha yang akan digeluti. Tak perlu menunggu setelah pensiun untuk merencanakan sebuah usaha.

5. Kondisi stabil
Rapikan terlebih dahulu kondisi keuangan keluarga sebelum memulai berwirausaha.

6. Aset aktif
Usaha kecil, properti, dan surat berharga adalah tiga hal yang sebaiknya sudah berhasil dimiliki saat masih aktif bekerja.

7. Perencana keuangan
Tak ada salahnya berkonsultasi dengan perencana keuangan agar uang yang dimiliki tak habis percuma.

Monday, June 13, 2011

Usaha Dengan Modal Pas-pasan? Mengapa Tidak!


Modal, modal, modal. Adalah satu hal penting dalam berwirausaha. Namun, perlu diingat bahwa dengan modal pas-pasan atau bahkan tanpa modal sepeser pun, seseorang seharusnya bisa maju menjadi entrepreneur. Asalkan ia memiliki tekad baja yang kuat untuk mewujudkan impiannya, modal bisa digeser menjadi nomor kesekian.

Perkembangan dunia usaha belakangan ini semakin menunjukkan grafik yang positif. Banyaknya pelaku usaha baru yang terjun dalam dunia entrepreneurship merupakan satu dari sekian banyak buktinya. Dengan demikian, persaingan diantara para entrepreneur itu sendiri pun akan semakin ketat. Karenanya, bila entrepreneur hanya memikirkan modal dan modal saja, bisnisnya takkan maju-maju. Ada begitu banyak hal yang harus dibenahi serta dipikirkan agar bisa “terjun dengan selamat” dan terus eksis di dunia entrepreneurship.

Supaya lebih mengerti pemahaman tersebut, berikut adalah beberapa alasan mengapa modal tak harus melulu menjadi kambing hitam agar Anda tak segera memulai usaha Anda saat ini juga.

1. Berpatok pada modal bisa membawa Anda pada situasi mencari bantuan pada investor. Bila investor sudah campur tangan, usaha yang Anda jalani bukanlah murni milik Anda. Ini berarti Anda tak bisa berkreasi secara total dalam mengembangkan usaha karena terbentur pada masukan, opini atau pendapat si investor tersebut. Hal ini mengurangi kemandirian Anda dalam mengelola usaha.
2. Modal yang pas-pasan membuat Anda lebih andal dalam mengatur serta membuat perencanaan keuangan dengan bijak.
3. Dengan modal pas-pasan, daya kreatifitas serta pengetahuan Anda dalam berbisnis dituntut dan diuji setinggi mungkin. Mau tak mau, Anda harus memikirkan strategi dan promosi yang bisa dipakai dengan cost serendah mungkin atau bahkan tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun.
4. Modal yang tak seberapa memaksa Anda untuk merintis usaha dari nol. Ini merupakan langkah awal yang baik sebab mengajarkan Anda untuk tak berpangku tangan tapi justru bekerja optimal. Seberapa pun hasil yang diperoleh pasti akan sepadan dengan keringat yang telah Anda kucurkan tersebut.
5. Tingkat kepuasan yang diperoleh dalam menjalani usaha minim modal diyakini lebih tinggi dibandingkan dengan mengelola usaha berbasis modal berlimpah. Itu karena kegigihan, kesabaran serta konsistensi Anda dalam mengelola bisnis tersebut benar-benar merupakan perjuangan yang layak dipuji bila kelak Anda telah meraih sukses.

Monday, June 6, 2011

4 Sikap dalam Menciptakan Peluang Usaha


Sebelum melangkah ke dunia usaha, wajar bila sebagian besar calon entrepreneurs merasa bingung memilih bidang usaha yang sekiranya cocok dijadikan peluang. Namun tak semua entrepreneur seperti itu. Beberapa diantara mereka ada yang mampu menciptakan sendiri peluang usaha dan sukses mengelolanya. Bagaimana caranya? Beberapa kiat di bawah ini bisa dijadikan pedoman.



Terkadang, keterbatasan modal menjadi “kambing hitam” atau alasan penundaan berwirausaha. Padahal bila calon entrepreneur benar-benar mempunyai bakat serta jiwa bisnis tinggi, mereka biasanya pantang untuk menunda sesuatu karena memiliki prinsip “time is money”.



Ada beberapa sikap yang perlu dikembangkan untuk menciptakan peluang usaha, antara lain :

* Peka

Mempunyai rasa peka yang tinggi terhadap problematika di lingkungan sekitar merupakan keuntungan tersendiri bagi Anda yang ingin menciptakan peluang usaha. Misalnya saja miris melihat timbunan sampah plastik, kertas dan lain sebagainya atau tergugah akan meningkatnya jumlah pengangguran di lingkungan sekitar kediaman Anda. Dari dua kasus itu, kesempatan untuk menciptakan peluang usaha sudah terbuka lebar. Dari sampah tak terpakai, Anda dapat memulai memanfaatkannya menjadi kerajinan atau produk bermanfaat. Seiring berkembangnya usaha itu, Anda pun bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi para pengangguran yang ada di sekitar Anda.

* Jeli

diperlukan kejelian untuk menciptakan peluang usaha. Jeli di sini adalah mampu melihat potensi bisnis yang ada di depan mata. Itu termasuk kemampuan menganalisis bisnis yang telah ada atau yang sedang trendi sekarang ini. Kemampuan ini bisa digunakan sebagai modal utama untuk membuka peluang usaha dan menjadi motivasi untuk menggeser market leader atau melengkapi bisnis dari market leader tersebut.

* Kreatif

Kreatifitas merupakan salah satu sarana untuk mencapai kesuksesan. Begitu pula halnya di dunia bisnis. Dengan mengembangkan kreatifitas yang Anda miliki, ciptakan sebuah peluang usaha yang unik atau belum pernah ada sebelumnya. Bila usaha itu diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadi trend tersendiri maka cap sebagai pionir akan terus melekat pada diri Anda.

* Percaya diri

Hilangkan semua keraguan atau ketakutan semu yang tak mendasar bila ingin menciptakan peluang usaha. Apapun hasilnya nanti toh Anda telah mempersembahkan kinerja yang terbaik. Dan perlu diingat, kegagalan bukanlah hal yang memalukan dalam dunia usaha tapi justru menjadi sebuah cambuk untuk terus berusaha serta berjuang lebih keras lagi. Karena itu, tumbuhkan rasa percaya diri dan yakinkan diri bahwa Anda bisa melakukannya dengan baik.

ENTREPRENEUR MOTIVATION

Collection of Song Lyrics Online

Kumpulan LOGO Online

About LOVE's