Menikmati hobi setelah beraktivitas memang menjadi waktu yang
ditunggu-tunggu. Melukis pada akhir pekan atau melakukan hobi fotografi
pada waktu senggang menjadi kegiatan yang dapat menghilangkan penat
setelah bekerja.
Kadang terlintas di pikiran jika hobi Anda bisa
menjadi pekerjaan sehari-hari, tentunya akan sangat menyenangkan. Namun
sayang, tak semua orang beruntung mendapatkan kesempatan itu. Ada saja
aral melintang untuk dapatkan pekerjaan yang sesuai dengan hobi atau
passion.
Lantas, bukan berarti Anda harus menyerah! Di Kanada
contohnya, banyak pensiunan yang mulai menjadikan hobi menjadi pekerjaan
baru.
Menurut British Columbia Women's Enterprise Centre
(BCWEC), pada usia pensiun (di atas 45 tahun), banyak para perempuan
yang kembali menekuni hobi, seperti menjahit atau membuat kue, lalu
mulai menjadikannya bisnis kecil-kecilan. Malah, tidak jarang, banyak di
antara mereka yang menjadikan hobi tersebut sebagai mata pencaharian.
Memang
tidak ada kata terlambat untuk mencoba berbisnis. Apalagi, jika
memiliki waktu senggang dan modal yang cukup. Siapapun Anda, baik
pensiunan hingga fresh graduate, sebelum memutuskan untuk memulai bisnis
dari hobi, ada baiknya simak terlebih dahulu tips di bawah ini:
1. Kenali pasar Anda
Sebelum
memulai bisnis baru, ada baiknya Anda mencari tahu seperti apa target
pasar bisnis yang akan dijalankan. Apakah pasar sasaran tersebut ada?
Jika Anda tidak melakukannya, modal bisnis yang telah dikeluarkan bisa
jadi akan sia-sia.
Karenanya, menurut Sandra Altner, CEO dari
Women's Enterprise Centre of Manitoba, mulailah riset Anda dengan
melakukan hal berikut:
Sekecil atau sebesar apapun bisnis Anda,
membuat rencana bisnis sangatlah penting. Selain bisa mengenal pasar
sasaran, Anda pun jadi tahu siapakah yang menjadi kompetitor bisnis dan
akhirnya dapat menentukan harga jual yang cocok serta bersaing.
Walaupun
Anda sudah tahu skill mengolah hobi Anda, belum tentu Anda tahu tentang
mengelola sebuah bisnis. Nah, jika Anda belum punya dasar mengelolanya,
ada baiknya Anda mengikuti kursus singkat tentang bisnis atau
berkonsultasi dengan pebisnis yang sudah sukses.
2. Peka dan cermat melihat peluang
Bersiaplah
untuk bertemu dengan pasang surut dunia bisnis. Apa yang terjadi di
sekeliling seperti harga BBM dan sembako yang naik atau turun, bisa
memberikan efek terhadap bisnis yang sedang Anda jalankan. Karenanya,
Anda harus sadar akan hal itu!
Apalagi, kondisi keuangan bisnis akan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal tersebut.
Brian
Dougherty, seorang pensiunan yang memulai bisnis fotografi menyarankan
para pebisnis untuk selalu membuat investasi kecil di luar bisnis yang
menjadi fokus utama, sehingga bisa saling menopang kelancaran dari
bisnis yang dijalankan.
3. Jangan terburu-buru
Karena
pada awalnya Andalah yang akan menjalankan bisnis, cermatilah perihal
waktu. Jangan langsung paksakan diri untuk mencari keutungan
sebanyak-banyaknya dengan mengambil order pekerjaan yang akan sangat
menyita waktu pada saat bisnis Anda baru saja dimulai.
Altner
menambahkan, sebagai permulaan, pilihlah pekerjaan atau orderan yang
ringan-ringan saja. Janganlah membuat bisnis baru sesibuk pekerjaan lama
Anda. Apalagi masih banyak hal-hal yang harus Anda pelajari terlebih
dahulu.
Bagaimana, apakah Anda berencana untuk memulai bisnis yang merupakan hobi? Atau malah sudah ada yang memulai? (*/Beritasatu)
Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan. ~ Thomas Jefferson
Tuesday, October 30, 2012
Sunday, October 28, 2012
4 Tips Sukses Terjun ke Dunia Bisnis
Menurut National Association of Women Business Owners, 30 persen dari
usaha kecil dimiliki oleh perempuan. Data mereka juga menunjukkan,
bisnis yang dimiliki oleh perempuan mempekerjakan lebih dari 13 juta
orang di Amerika dan menghasilkan US$ 1,9 triliun per tahun.
Seperti yang telah dibuktikan oleh statistik, perempuan mempunyai peluang sukses di dunia bisnis. Namun perlu diingat sebagai pengusaha yang dibutuhkan adalah bisnis yang terus berkelanjutan dan berkembang menjadi besar.
Bagi Anda yang ingin memulai bisnis sendiri tapi masih bingung ingin bisnis apa, ada empat tips untuk perempuan yang tertarik untuk memulai dan menjalankan usaha kecil.
Pilih yang sesuai gaya hidup
Perempuan yang ingin memulai bisnis dan sukses penting untuk memilih bisnis yang dengan kehidupannya. Memulai usaha dibutuhkan kerja keras, waktu, dan uang. Kenali diri sendiri, dan tahu apa yang paling penting bagi Anda. Bisnis di bidang yang Anda sukai juga akan memudahkan Anda untuk bisa total.
Jaringan aktif
Anda pasti sudah sering mendengar bahwa jaringan adalah aspek kunci untuk memulai dan mempertahankan bisnis yang sukses. Dan jaringan saat ini bukan hanya jaringan konvensional, tetapi juga jaringan di dunia maya. Banyak usaha kecil yang meraih sukses berkat media sosial, pemasaran melalui email, direktori bisnis online dan lain-lain.
Sementara teknologi menawarkan cara murah, mudah serta efektif untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan dan pelangga, tatap muka masih menjadi bagian penting dari memaksimalkan keberhasilan bisnis. Keluarlah ke dunia nyata untuk bertemu orang baru dan membangun hubungan yang solid.
Sumber dana
Saat ini pengusaha kecil dapat mencari pendanaan yang dirancang khusus untuk membantu usaha kecil. Gunakan fasilitas tersebut, jangan hanya terpaku pada jasa pinjaman tapi juga ikutilah informasi dan kelas atau seminar bisnis.
Menghargai waktu dan bakat sendiri
Bila Anda mendedikasikan waktu Anda, Anda harus melakukannya untuk cinta dan profit. Usaha dari bisnis perempuan itu sangat unik dan bervariasi. Membangun bisnis Anda sesuai dengan kehidupan Anda, melihat nilai yang Anda tawarkan, dan menggunakan jaringan, dana, dan sumber daya untuk menjaga bisnis Anda berkembang - ini adalah kunci untuk menemukan kesuksesan sejati. (*/Kompas.com)
Seperti yang telah dibuktikan oleh statistik, perempuan mempunyai peluang sukses di dunia bisnis. Namun perlu diingat sebagai pengusaha yang dibutuhkan adalah bisnis yang terus berkelanjutan dan berkembang menjadi besar.
Bagi Anda yang ingin memulai bisnis sendiri tapi masih bingung ingin bisnis apa, ada empat tips untuk perempuan yang tertarik untuk memulai dan menjalankan usaha kecil.
Pilih yang sesuai gaya hidup
Perempuan yang ingin memulai bisnis dan sukses penting untuk memilih bisnis yang dengan kehidupannya. Memulai usaha dibutuhkan kerja keras, waktu, dan uang. Kenali diri sendiri, dan tahu apa yang paling penting bagi Anda. Bisnis di bidang yang Anda sukai juga akan memudahkan Anda untuk bisa total.
Jaringan aktif
Anda pasti sudah sering mendengar bahwa jaringan adalah aspek kunci untuk memulai dan mempertahankan bisnis yang sukses. Dan jaringan saat ini bukan hanya jaringan konvensional, tetapi juga jaringan di dunia maya. Banyak usaha kecil yang meraih sukses berkat media sosial, pemasaran melalui email, direktori bisnis online dan lain-lain.
Sementara teknologi menawarkan cara murah, mudah serta efektif untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan dan pelangga, tatap muka masih menjadi bagian penting dari memaksimalkan keberhasilan bisnis. Keluarlah ke dunia nyata untuk bertemu orang baru dan membangun hubungan yang solid.
Sumber dana
Saat ini pengusaha kecil dapat mencari pendanaan yang dirancang khusus untuk membantu usaha kecil. Gunakan fasilitas tersebut, jangan hanya terpaku pada jasa pinjaman tapi juga ikutilah informasi dan kelas atau seminar bisnis.
Menghargai waktu dan bakat sendiri
Bila Anda mendedikasikan waktu Anda, Anda harus melakukannya untuk cinta dan profit. Usaha dari bisnis perempuan itu sangat unik dan bervariasi. Membangun bisnis Anda sesuai dengan kehidupan Anda, melihat nilai yang Anda tawarkan, dan menggunakan jaringan, dana, dan sumber daya untuk menjaga bisnis Anda berkembang - ini adalah kunci untuk menemukan kesuksesan sejati. (*/Kompas.com)
Sunday, July 1, 2012
11 Langkah Mewujudkan Gagasan Bisnis
Langkah 1 Buat rencana bisnis yang lengkap. Dokumen ini memperinci gagasan Anda, termasuk bagaimana Anda merencanakan untuk mengembangkannya, dan yang terpenting, bagaimana Anda melihatnya menghasilkan uang. Baca berbagai macam buku atau ketik kata "rencana bisnis" pada mesin pencari di internet untuk lebih banyak sumber yang bisa digunakan untuk membuat sebuah rencana bisnis. Langkah 2 Bangunlah sebuah model bisnis yang meyakinkan. Ini akan meliputi keadaan keuangan secara mendetil dan menjelaskan setiap aspek dalam bisnis Anda, termasuk biaya untuk mendapatkan sumber daya atau membuat produk, penjualan yang terproyeksi, dan pengeluaran pemasaran serta pengeluaran tambahan umum dan administratif. Langkah 3 Tentukan seberapa banyak dana yang Anda akan butuhkan. Sertakan dana awal dan modal yang memadai agar bisnis tetap bertahan hingga pendapatan anda dapat menutup pengeluaran. Tambahkan semua pengeluaran yang telah diantisipasi selama proses awal: gaji, sewa gedung, pembelian peralatan, furnitur, peralatan kantor, layanan telepon, dan pencetakan kartu bisnis. Semakin spesifik daftar Anda, semakin rendah peluang Anda untuk kehabisan dana. Langkah 4 Cari bantuan dari orang-orang yang telah melakukan hal serupa sebelumnya. Pertimbangkan untuk menawari mereka saham dalam perusahaan sebagai imbalan atas bantuan yang mereka berikan. Namun tundalah hal itu jika Anda belum siap untuk berbagi kepemilikan dengan orang lain. Langkah 5 Sewa firma hukum terkemuka untuk merancang struktur bisnis Anda. Langkah 6 Bekerja erat dengan firma hukum Anda dan buat sebuah struktur keuangan. Langkah 7 Gunakan tabungan Anda. Investor atau pemberi pinjaman akan mengharapkan Anda untuk mendanai bisnis Anda hingga mencapai kemampuan keuangan anda yang terbaik dan swadaya ialah cara terbaik untuk mempertahankan kendali. Langkah 8 Pergilah ke bank atau badan kredit yang memiliki hubungan dengan Anda, dan tanyakan tentang pinjaman bisnis. Anda lebih mungkin untuk diterima dengan lebih baik oleh lembaga yang telah mengetahui rekam jejak Anda daripada jika Anda memohon pinjaman pada pemberi pinjaman yang baru. Langkah 9 Hubungi lembaga yang Anda ingin gunakan dan tanyakan jika mereka akan bersedia memberikan produk atau layanan lebih dulu, sebagai cara mengurangi biaya awal Anda sebagai imbalan untuk pembayaran penuh ditambah bunga dalam periode waktu yang ditentukan. Kemampuan mereka untuk melakukan hal tersebut mungkin dapat menurunkan atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan pendanaan dari luar. Langkah 10 Tanya penyuplai potensial jika mereka mau membantu mendanai perusahaan Anda, baik dengan cara pemberian perpanjangan syarat-syarat pinjaman atau memperpanjang pinjaman. Karena lembaga mendapat keuntungan paling banyak jika mengenai mendapatkan kontrak penting, beberapa mungkin akan bersedia memberikan Anda bantuan awal sebagai imbalan atas jaminan bisnis. Langkah 11 Siapkan jaminan. Tergantung pada besaran pinjaman, Anda bisa saja menawarkan mobil, rumah, atau jenis properti lainnya. (http://www.ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/47-memulai-bisnis/17907-11-langkah-mewujudkan-gagasan-bisnis.html/ dari berbagai sumber) |
Friday, June 1, 2012
Hukum Tentang Waralaba
Jika usaha Anda terbilang sukses, Anda dapat mewaralabakan usaha
tersebut agar semakin dikenal luas. Anda mungkin bingung karena
terbentur masalah kurangnya pengetahuan mengenai hukum tentang waralaba.
Tentunya, untuk membuat badan usaha waralaba, Anda perlu mengetahui
landasan hukumnya.
Waralaba merupakan salah satu upaya untuk semakin membuat bisnis Anda moncer. Sebab, waralaba akan membuat bisnis Anda berekspansi dengan cara yang jauh lebih murah ketimbang membuka cabang yang Anda kelola sendiri.
Untuk memulainya, Anda perlu mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Dalam beleid itu, yang dimaksud dengan waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh perseorangan atau badan usaha, terhadap suatu sistem bisnis tertentu, yang bekerja memasarkan barang dan/atau jasa. Produk barang/jasa itu adalah produk yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian Waralaba.
Suatu usaha dapat diwaralabakan apabila memenuhi enam kriteria, yaitu; memiliki ciri khas usaha, terbukti sudah memberikan keuntungan, memiliki standar pelayanan dan barang/jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, mudah diajarkan dan diaplikasikan, memiliki dukungan berkesinambungan, dan Hak Kekayaan Intelektual-nya telah terdaftar.
Selanjutnya Anda perlu membuat Prospektus Penawaran Waralaba kepada calon Penerima Waralaba. Prospektus ini setidaknya terdiri atas; data identitas pemberi waralaba, legalitas usaha pemberi waralaba, sejarah kegiatan usahanya, struktur organisasi pemberi waralaba, laporan keuangan dua tahun terakhir, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan kewajiban pemberi waralaba dan penerima waralaba. Prospektus tersebut harus didaftarkan di Kementerian Perdagangan, dan dari sana Anda akan mendapatkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba. (*/dari berbagai sumber)
Waralaba merupakan salah satu upaya untuk semakin membuat bisnis Anda moncer. Sebab, waralaba akan membuat bisnis Anda berekspansi dengan cara yang jauh lebih murah ketimbang membuka cabang yang Anda kelola sendiri.
Untuk memulainya, Anda perlu mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Dalam beleid itu, yang dimaksud dengan waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh perseorangan atau badan usaha, terhadap suatu sistem bisnis tertentu, yang bekerja memasarkan barang dan/atau jasa. Produk barang/jasa itu adalah produk yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian Waralaba.
Suatu usaha dapat diwaralabakan apabila memenuhi enam kriteria, yaitu; memiliki ciri khas usaha, terbukti sudah memberikan keuntungan, memiliki standar pelayanan dan barang/jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, mudah diajarkan dan diaplikasikan, memiliki dukungan berkesinambungan, dan Hak Kekayaan Intelektual-nya telah terdaftar.
Selanjutnya Anda perlu membuat Prospektus Penawaran Waralaba kepada calon Penerima Waralaba. Prospektus ini setidaknya terdiri atas; data identitas pemberi waralaba, legalitas usaha pemberi waralaba, sejarah kegiatan usahanya, struktur organisasi pemberi waralaba, laporan keuangan dua tahun terakhir, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan kewajiban pemberi waralaba dan penerima waralaba. Prospektus tersebut harus didaftarkan di Kementerian Perdagangan, dan dari sana Anda akan mendapatkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba. (*/dari berbagai sumber)
Monday, February 20, 2012
Trik Tangani Pelanggan yang Kritis
Kurt Newman, seorang pakar penjualan mengungkapkan 6 tips yang memungkinkan kita dengan lebih mudah menangani kasus-kasus yang melibatkan pelanggan-pelanggan dengan kepribadian yang lebih sulit dan rumit dari kebanyakan orang.
Selain itu, jangan menganggap apa yang diutarakan pelanggan yang sulit ini sebagai serangan terhadap diri Anda secara pribadi. Di sini kita berada di dalam lingkungan dan konteks bisnis, sehingga berpikir dan bersikaplah layaknya seorang duta besar bagi sebuah negara (baca: perusahaan kita). Dalam kondisi apapun, hindari tindakan tercela yang dapat merugikan perusahaan dalam jangka panjang, bukan malah mengejar kepuasan sesaat karena telah dapat membalas kekurangsopanan pelanggan dan sebagainya.
Tindakan yang paling penting ialah dengarkan keluh kesah mereka, walaupun itu sangat emosional dan membuat kita hampir kehilangan kendali. Saat pelanggan telah melepaskan segala amarah dan keluh kesahnya, biasanya mereka akan mulai mampu untuk tenang, menguasai diri dan berpikir lebih jernih. Pada saat-saat seperti itulah, Anda mulai bisa mengajak berdiskusi lebih rasional. Dengan tingkat emosi yang lebih stabil setelah menumpahkan amarah, pelanggan akan mampu menceritakan permasalahan dengan lebih baik dan kita akan lebih mampu mengidentifikasi inti permasalahan (dan memisahkannya dari hal-hal lain yang kurang penting).
Untuk mendapatkan solusi, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti apakah kita mampu memberikan solusi sesuai dengan bidang dan level kewenangan kita. Kadang ada tipe-tipe masalah yang tidak bisa kita berikan pemecahan sendirian karena dibutuhkan persetujuan dan pendapat atasan atau orang lain yang lebih berkompeten/ senior dalam hal tersebut. Dan kemudian berjanjilah untuk menghubungi mereka kembali (jika memang terlalu lama untuk ditunggu di tempat) dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1 atau 2 hari setelahnya bergantung kepada kompleksitas permasalahan yang dihadapi.
Dan bila memang sudah buntu atau kita sendiri tidak bisa memecahkannya dengan baik, kita bisa mengajak pelanggan berdiskusi tentang bagaimana sebaiknya masalah tersebut dipecahkan. Pelanggan kadang memiliki usulan yang masuk akal dan praktis untuk itu, misalnya dengan mengembalikan sebagian atau seluruh uang yang dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa kita. Dan perlu sekali kita katakan setelah memberikan kembali uang tersebut (refund) bahwa kita akan memperbaiki sistem atau meningkatkan kualitas produk/ jasa yang ada sehingga pelanggan lain tidak mengalami masalah yang serupa.
oleh : Ciputra
Jangan ditanggapi dengan emosional
Kesabaran menjadi poin penting di sini. Menghadapi seorang pelanggan yang sulit acap kali membuat kita kehilangan kesabaran. Mereka boleh saja berkata-kata kasar dan bernada tinggi atau mengirimkan sebuah surel bernada provokatif kepada kita tetapi kita tidak seharusnya berbuat serupa pada mereka (walaupun sebenarnya kita bisa). Selalu ingat bahwa dengan bereaksi secara emosional terhadap ucapan pelanggan, kita hanya akan menambah rumit keadaan. Merespon secara reaktif hanya akan membuat akal sehat kita melemah dan akhirnya tidak bisa berpikir jernih. Akan lebih parah lagi jika respon reaktif kita akan menyulut percekcokan dengan pelanggan dan menimbulkan perdebatan yang sebenarnya tidak rasional dan tidak relevan dengan inti masalah yang sebenarnya.Selain itu, jangan menganggap apa yang diutarakan pelanggan yang sulit ini sebagai serangan terhadap diri Anda secara pribadi. Di sini kita berada di dalam lingkungan dan konteks bisnis, sehingga berpikir dan bersikaplah layaknya seorang duta besar bagi sebuah negara (baca: perusahaan kita). Dalam kondisi apapun, hindari tindakan tercela yang dapat merugikan perusahaan dalam jangka panjang, bukan malah mengejar kepuasan sesaat karena telah dapat membalas kekurangsopanan pelanggan dan sebagainya.
Pujilah Pelanggan
Berikan pujian kepada pelanggan karena mereka telah melakukan upaya untuk menghubungi kita. Hargai usaha itu karena pada dasarnya masukan mereka walaupun menyakitkan pastinya akan memberikan kontribusi positif bagi perbaikan produk atau jasa yang kita tawarkan ke pasar. Jadi alangkah baiknya jika kita memberikan pengarahan bagi pegawai di jajaran terdepan (front liners) yang berhubungan langsung dengan pelanggan untuk bisa memuji pelanggan terutama yang sulit untuk dihadapi dengan memberikan pujian terlebih dahulu. Secara emosional, pujian juga akan menurunkan emosi pelanggan.Dengarkan Pelanggan dengan Sungguh-sungguh
Kebanyakan dari kita mungkin hanya mendengarkan pelanggan dengan sepintas, atau bahkan lebih buruk lagi, kita berpura-pura mendengarkan dan mengerti apa masalah mereka. Strategi usang dengan menutup diri kita secara emosional saat menghadapi pelanggan yang marah sudah harus diubah karena tidak memecahkan masalah. Cara konvensional semacam ini hanya akan memberikan penundaan bagi penyelesaian masalah dan tidak pernah benar-benar menyelesaikannya.Tindakan yang paling penting ialah dengarkan keluh kesah mereka, walaupun itu sangat emosional dan membuat kita hampir kehilangan kendali. Saat pelanggan telah melepaskan segala amarah dan keluh kesahnya, biasanya mereka akan mulai mampu untuk tenang, menguasai diri dan berpikir lebih jernih. Pada saat-saat seperti itulah, Anda mulai bisa mengajak berdiskusi lebih rasional. Dengan tingkat emosi yang lebih stabil setelah menumpahkan amarah, pelanggan akan mampu menceritakan permasalahan dengan lebih baik dan kita akan lebih mampu mengidentifikasi inti permasalahan (dan memisahkannya dari hal-hal lain yang kurang penting).
Berempatilah dengan Pelanggan dengan Bertanya
Tanyakan dengan nada lembut dan bersahabat kepada pelanggan tentang rincian permasalahan yang ingin mereka kemukakan. Rumus “who, when, why, where, what” dan “how” berlaku di sini. Dengan menunjukkan empati kepada pelanggan, kita juga membuat mereka merasa lebih nyaman dan jauh lebih terbuka dibanding jika kita menanggapi dengan dingin, kaku, dan tanpa empati. Penting juga untuk mencatat dengan sungguh-sungguh apa saja hal yang menjadi poin penting dalam uraian pelanggan. Ini juga memberikan kesan bahwa kita menanggapi permasalahan mereka dengan serius dan beritikad baik untuk menyelesaikannya semampu kita. Berusahalah untuk selalu memelihara pandangan mata kita dengan pelanggan karena tatapan mata langsung terhadap pelanggan mencerminkan perhatian penuh terhadap apa yang mereka sedang sampaikan.Berikan pemecahan dan mintalah masukan dari pelanggan
Mayoritas pelanggan akan merasa apatis dan tidak sabar saat kita mengatakan pada mereka, “Maaf tunggu sebentar, saya akan kembali untuk memberitahukan solusi masalah Anda”. Hal ini lebih dipicu karena pengalaman buruk sebelumnya tentang bagaimana keluhan ditanggapi oleh orang yang kurang simpatik dan kurang profesional.Untuk mendapatkan solusi, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti apakah kita mampu memberikan solusi sesuai dengan bidang dan level kewenangan kita. Kadang ada tipe-tipe masalah yang tidak bisa kita berikan pemecahan sendirian karena dibutuhkan persetujuan dan pendapat atasan atau orang lain yang lebih berkompeten/ senior dalam hal tersebut. Dan kemudian berjanjilah untuk menghubungi mereka kembali (jika memang terlalu lama untuk ditunggu di tempat) dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1 atau 2 hari setelahnya bergantung kepada kompleksitas permasalahan yang dihadapi.
Dan bila memang sudah buntu atau kita sendiri tidak bisa memecahkannya dengan baik, kita bisa mengajak pelanggan berdiskusi tentang bagaimana sebaiknya masalah tersebut dipecahkan. Pelanggan kadang memiliki usulan yang masuk akal dan praktis untuk itu, misalnya dengan mengembalikan sebagian atau seluruh uang yang dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa kita. Dan perlu sekali kita katakan setelah memberikan kembali uang tersebut (refund) bahwa kita akan memperbaiki sistem atau meningkatkan kualitas produk/ jasa yang ada sehingga pelanggan lain tidak mengalami masalah yang serupa.
Tindak Lanjut
Tindak lanjuti apa yang sudah dilakukan sebelumnya misalnya dengan mengirimkan sebuah kartu ucapan terima kasih kepada pelanggan yang telah bersedia bersusah payah menemui atau menghubungi kita untuk memberitahukan masalahnya. Untuk lebih memberikan kesan dekat dan hangat, tulislah kartu ucapan itu dengan tulisan tangan, bukan diketik atau diprint dengan komputer. Atau alternatif lain ialah dengan mengirimkan email. Namun tentu saja email akan terkesan lebih kaku dan dingin, tetapi lebih baik daripada tidak menindaklanjuti sama sekali.oleh : Ciputra
Subscribe to:
Posts (Atom)